Hindari lima kesalahan umum ini saat beriklan di situs web mata uang kripto
Jangan Lewatkan Lima Kesalahan Ini Saat Beriklan di Platform Kripto
Indonesia semakin terlibat dalam ekosistem keuangan digital, termasuk investasi mata uang kripto. Namun, tantangan besar muncul ketika Anda ingin mempromosikan produk atau layanan terkait kripto melalui platform daring. Banyak yang gagal hanya karena kesalahan dasar. Artikel ini akan membahas lima kesalahan umum yang harus dihindari agar iklan Anda efektif dan sesuai aturan.
1. Tidak Menentukan Target Pengguna dengan Jelas
Salah satu kesalahan fatal dalam beriklan kripto adalah tidak mengidentifikasi target pengguna secara spesifik. Misalnya, Anda mungkin menargetkan semua orang tanpa membedakan antara investor institusi dan trader ritel. Dalam pasar yang sangat bervariasi seperti crypto, pendekatan yang salah bisa membuat iklan Anda siasia.
Contohnya: Sebuah proyek DeFi (Decentralized Finance) menayangkan iklan populer di media sosial tanpa filter audiens. Akibatnya, sebagian besar pengunjung tidak tertarik karena mereka bukan pemain kripto aktif. Untuk menghindari ini, gunakan fitur segmentasi audiens pada platform iklan seperti Google Ads atau Meta untuk menjangkau hanya mereka yang memiliki minat finansial tinggi.
2. Iklan Tanpa Strategi dan Anggaran yang Terperinci
Banyak pelaku pasar baru menganggap bahwa promosi crypto hanya tentang membuat konten menarik. Padahal, tanpa anggaran dan strategi yang matang, upaya tersebut akan siasia. Kesalahan ini sering kali disebabkan oleh kurangnya pemahaman tentang mekanisme iklan online.
Misalkan: Seseorang menggunakan seluruh dana kampanye untuk satu kali iklan banner tanpa analisis risiko. Strategi seperti itu tidak cocok dengan pasar crypto yang sangat dinamis. Solusinya adalah merancang skenario biaya per klik (CPC) dan mengatur alokasi dana berdasarkan kanal dengan hasil terbaik.
3. Melupakan Aspek Legalitas dan Regulasi
Indonesia belum memiliki regulasi kripto yang jelas, tapi bukan berarti Anda boleh beriklan sembarangan. Beberapa kesalahan umum termasuk menyebut proyek crypto sebagai “jaminan investasi aman” atau “cara cepat kaya”. Ini bisa membawa risiko hukum jika terbukti menyesatkan.
Contoh terbaru: Sebuah aplikasi trading crypto didakwa melakukan penipuan karena menjanjikan imbal hasil tetap hingga 500% per bulan. Pada tahun 2023, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mulai lebih ketat dalam mengawasi iklan finansial digital seperti ini.
4. Tidak Memiliki Metrik Kinerja Iklan
Mengabaikan pengukuran kinerja iklan adalah kesalahan fatal lainnya. Banyak orang berinvestasi tapi tidak pernah mengevaluasi apakah iklan itu berhasil atau tidak.
Gunakan alat analitik seperti Google Analytics atau platform tertentu untuk melihat: Tingkat konversi (berapa banyak pengunjung melakukan tindakan yang diinginkan) Biaya per konversi (CPC) Tingkat penjualan langsung dari kampanye
Tanpa data ini, sulit untuk mengoptimalkan strategi di masa depan.
5. Iklan Tidak Responsif di Perangkat Mobile
Di Indonesia, pengguna internet lebih banyak menggunakan ponsel daripada laptop atau desktop. Jika desain iklan Anda hanya responsif di desktop saja, maka sebagian besar audiens akan kehilangan minat saat pertama kali melihatnya.
Solusi: Pastikan gambar/video/teks dalam iklan dapat dibaca dengan baik di segala ukuran layar—termasuk ponsel dengan resolusi rendah juga harus tampil jelas.
Kesimpulan: Hindari Lima Kesalahan Ini untuk Sukses Beriklan Crypto
Dalam dunia yang cepat berubah seperti mata uang kripto, kesuksesan promosi tidak hanya bergantung pada kreativitas tapi juga pada pengetahuan strategis dan disiplin teknis tinggi. Dengan menghindari lima kesalahan umum tersebut—mulai dari target audiens hingga legalitas—Anda dapat meningkatkan efektivitas kampanye hingga ratusan persen lipat ganda hasilnya.
Jangan lupa untuk selalu memantau tren pasar global serta aturan otoritas keuangan setempat agar tetap sesuai prinsip bisnis berkelanjutan!