Hindari lima kesalahan umum ini dalam siaran pers blockchain
Dalam Era Blockchain, Siaran Pers Jadi Senjata Penting—Tapi Bisa Bikin Reputasi Terbakar!
Blockchain tidak hanya teknologi revolusioner tapi juga sarana komunikasi bisnis yang krusial. Namun, banyak perusahaan gagal memanfaatkan siaran pers (press release) untuk menyebarkan keahlian blockchain karena kesalahan umum. Artikel ini membahas lima kesalahan fatal yang sering terjadi dan bagaimana menghindarinya agar kontenmu efektif dan profesional.
1. Tidak Menentukan Sasaran Publik yang Jelas Siapa pun bisa menulis siaran pers, tapi tanpa target audiensinya, pesanmu akan hilang di tengah ribuan berita lainnya. Contohnya: Sebuah perusahaan DeFi menyiarkan rilis tanpa menyebutkan apakah fokusnya investor institusi atau pengguna retail. Hasilnya, konten jadi terlalu umum dan kurang relevan.
Tips: Tentukan 23 kelompok sasaran (misal: venture capital, pengembang, atau pengguna enduser) lalu sesuaikan nada bahasa dan teknisitas isinya. Jika audiensinya developer, tambahkan kode contoh atau link GitHub; jika investor, fokuskan pada ROI dan tokenomics.
2. Menggunakan Istilah Teknis Tanpa Penjelasan Blockchain punya banyak istilah seperti smart contract, immutable ledger, atau onchain governance. Meski sepele, ketika ditulis tanpa konteks, bisa jadi turn off pembaca awam.
Contoh nyata: Startup asing merilis berita tentang "penambangan NFT dengan algoritma AI", tapi tidak menjelaskan apa itu NFT atau bagaimana AI membantu prosesnya. Padahal, jika disertakan analogi sederhana seperti "NFT seperti buku catatan digital yang unik dan tidak bisa diubah", pemahaman jadi lebih mudah.
3. Lupa Sertakan Sumber Daya Pendukung Tanpa data atau referensi konkret, siaran pers blockchain hanya sekadar iklan bukan edukasi berharga. Banyak perusahaan hanya menulis tentang potensi teknologi tanpa menunjukkan track record tim atau hasil uji lapangan mereka.
Solusi: Sertakan link ke whitepaper terverifikasi, grafik pertumbuhan pengguna dari tools seperti Etherscan/DogeScan, atau kutipan dari ahli ekosistem (misal: "Tim kami telah menguji kontrak pintar di mainnet Ethereum sejak Q2 2023"). Ini buktikan bahwa klaimmu bukan sekadar hype!
4. Abai terhadap Struktur Berita Wartawan Siaran pers bukan curhat pribadi tapi format berita profesional yang harus mengikuti standar G
G News Service (GNOS). Kesalahan umum seperti tidak menyertakan boilerplate perusahaan (profil singkat), headline yang panjang berlebihan, atau lampiran gambar/video berkualitas rendah bikin press release terlihat amatiran.
Kasus: Startup crypto Indonesia membuat rilis panjang tapi tidak ada judul utama singkat ("Innovatif Platform DeFi Raih Dana Serendah $500K dari Investor Asing") — meski kontennya bagus tapi sulit dipublish media besar karena formatnya tidak sesuai standar editorial mereka!
5. Tidak Melakukan FollowUp Strategis Mengirim siaran pers sekali lalu lupa memantau respons adalah kesalahan fatal lainnya! Banyak perusahaan berharap berita langsung muncul di Google Trends tanpa strategi promosi tambahan seperti outreach ke portal khusus crypto (CoinDesk/Decrypt) atau kolaborasi influencer lokal bahasa Indonesia seperti @CryptoIndoExpert di Twitter/X/TikTok.
Membangun Citra Profesional Lewat Konten Blockchain yang Kredibel Dalam industri yang penuh spekulasi seperti blockchain, press release jadi senjata penting untuk membangun kepercayaan jangka panjang—bukan sekadar promosi flashinflashout biasa! Dengan menghindari lima kesalahan umum ini kamu bisa pastikan kontenmu tidak hanya berteori tapi benarbenar membantu audiensemu memahami potensi sebenarnya teknologi blockchain dalam bisnis mereka.
(Artikel ini merupakan bagian dari seri edukasi kami tentang praktik komunikasi strategis di era Web3)